Disore hari yang kelam
Gerimis pucat memanggil duka
Pohon-pohon yang membisu lesu
Seperti apa yang dirasakan hatiku
Deras air mata yang tak tertahankan
Membayangkan apa yang sedang aku rasakan
Saat melihat orang yang kucintai
Bergandengan tangan dengan orang lain
Luka yang begitu mendalam
Bagaikan sayap yang patah
Karena tersayat anak panah yang tajam
Rasanya aku tak dapat bangun dari kenyataan
Luka yang kini membekas dihatiku
Yang tak bisa tertutupi
Oleh awan yang menyelimuti hatiku
Matahari yang menghangatkan tubuhku
Yakni kamu seorang
Yang pernah membuat sejuta kenangan
Yang kini telah lambat laun hilang
Gerimis pucat memanggil duka
Pohon-pohon yang membisu lesu
Seperti apa yang dirasakan hatiku
Deras air mata yang tak tertahankan
Membayangkan apa yang sedang aku rasakan
Saat melihat orang yang kucintai
Bergandengan tangan dengan orang lain
Luka yang begitu mendalam
Bagaikan sayap yang patah
Karena tersayat anak panah yang tajam
Rasanya aku tak dapat bangun dari kenyataan
Luka yang kini membekas dihatiku
Yang tak bisa tertutupi
Oleh awan yang menyelimuti hatiku
Matahari yang menghangatkan tubuhku
Dan bintang bulan yang selalu menemaniku
Karena hanya satu yang kuinginkanYakni kamu seorang
Yang pernah membuat sejuta kenangan
Yang kini telah lambat laun hilang
Redaktur by Alfira Putri Prabansari
Comments
Post a Comment