Aulya Rahma penulis Cerpen 3 Sahabat |
“Ha..ha..ha..rasakan
itu bocah tengik!Jangan harap kalian bisa menghancurkan saya, camkan
itu baik-baik.”Kata tuan Rukfo dengan sombongnya.
Sebenarnya
aku tak sendiri waktu itu, aku bersama dua sahabat lain.Tetapi
setelah ditabrak akhirnya kami terpisah, aku sendiri tak tahu dimana
teman-teman lain. Semua kejadian jahat tuan Rukfo dimulai waktu aku
dan sahabatku menemukan ramuan yang bisa memusnahkan virus penyebab
kematian.Ya kematian,yang disebabkan perbuatan tuan Rukfo. Demi
kekuasaan, tuan Rukfo tak segan melakukan semua itu, maka tak ada
satu orang pun yang bisa menghalanginya. Bumi seolah dipimpin
olehnya. Penderitaan ada dimana-mana, aku dan sahabatku termasuk yang
menentangnya.
Sampai
suatu saat kami bersembunyi dan setelah bertahun-tahun kami menemukan
ramuan memusnah virus itu.Tapi sekarang berbeda,aku berjalan sendiri
tanpa sahabatku. Vanya sahabat yang selalu ada untukku,perempuan
berambut panjang selutut itu mempunyai kekuatan dari rambutnya dan
itu sangat berguna untuk kami melawan tuan Rukfo.Albert lelaki
berkaca mata bundar yang mempunyai tongkat sihir warisan kedua orang
tuanya.Dia pernah mengubah prajurit tuan Rukfo menjadi katak,maklum
dia masih keturunan bangsa penyihir.
Sedangkan
aku mempunyai indera ke-enam,itu sangat menguntungkan untuk melihat
apa yang akan dilakukan tuan Rukfo.Dia sudah menganggap kami bertiga
bocah tengik yang akan menghancurkan kekuasaannya dan berupaya
memisahkan kami bertiga.
Jam
tanganku mengeluarkan sinar,segera saja aku mengikuti sinar
itu.Astaga ternyata sinar itu menemukan Vanya di tumpukan sampah,dia
penuh dengan luka dan kotor.
“Sadar
Vanya, aku disini.”Aku berupaya membangunkan sahabatku.
“Li…liana
ramuan pemusnah virus itu sudah aku simpan,kamu jangan khawatir
lagi,” jawabnya sambil tersedak-sedak.
“Jangan
mempermasalahkan itu lagi,aku segera membawamu ketempat kakek Hiro.”
Ajakku pada Vanya.
“Jangan
aku sudah tidak kuat lagi, ini saja untuk kamu. Mikrochip ini akan
menunjukkan tempat dimana aku menyimpan ramuan itu agar tidak
dimusnahkan tuan Rukfo. Semoga kamu berhasil dan temukan Albert, kita
masih menjadi sa…ha...bat” kata Vanya.
Setelah
itu Vanya meninggalkan dunia untuk selama-lamanya.Aku sudah tak sabar
lagi ingin menghancurkan tuan Rukfo,setelah apa yang diperbuatnya
pada kami.
Dulu
orang tua kami dibunuhnya karena menentangnya dan sekarang sahabatku
Vanya harus meregang nyawa karena tuan Rukfo.Air mataku mengucur
deras sembari bibirku mengucap janji . Janji yang akan membawa
pembalasan padanya.
Aku
berusaha menggunakan kemampuanku yaitu indera ke-enam,untuk menemukan
Albert.Karena hanya dia dan aku yang tersisa untuk menghancurkan tuan
Rukfo.Tapi, uhhff…sapu ajaib Albert menemukan dan membawaku.
“Uhh…aku
tak tahu cara mengendarainya,bisakah sapu ini berubah menjadi kereta
terbang!.” Ucapku yang sangat ketakutan.
Ternyata
apa yang kuucapkan berhasil terkabul,sapu itu berubah menjadi kereta
terbang yang sangat cantik.
“Alangkah
hebatnya Albert!” pujiku. Segera saja aku naik untuk dibawa
ketempat Albert berada.
“Albert!!!”
terikku, setelah melihatnya aku sungguh bahagia.
“Liana,
engkau selamat? mana Vanya pasti dia juga selamat,kita memang hebat!”
teriak Albert.
Cccciiiitttt…kereta
terbang yang kukendarai hampir saja menabrak Albert. Segera dia
merubahnya menjadi sapu ajaib kembali. Gubrak, aku terjatuh.
“Uuhh…sakitnya”keluhku.
“Vanya
mana?” tanya Albert,sambil memelukku.
Sejenak
aku mengeluarkan air mata, aku tak tega mengatakan berita duka ini
kepada Albert. Dengan nada lirih aku berkata,
“Vanya
telah tiada karena kejadian itu,,,”
Albert
hanya bisa diam dalam kesedihan.
“Sudahlah,
kita harus membalasnya Vanya telah memberikan mikrochip ini
padaku,ayo kita temukan ramuan itu!.” nasehatku.
Kami
harus melupakan kejadian yang sangat menyedihkan itu demi hari
pembalasan pada tuan Rukfo,yang telah menghancurkan kehidupan kami
dan dunia ini. Untuk mengetahui dimana tempat ramuan yang telah kami
buat berada,maka Albert mengeluarkan tongkat sulapnya untuk
mendapatkan sebuah komputer.
Kami
harus memasukkan kode untuk membuka file tersebut. Setelah beberapa
menit mencari-cari kata yang tepat,akhirnya aku menemukannya.Kode
yang diawali huruf S dan diakhiri dengan huruf T serta berjumlah 7
huruf pastilah kata SAHABAT. Astaga terbuka,Vanya terimakasih ucapan
terakhirmu telah membuka file pada microchip ini.
Lalu
kami pergi untuk menemukan ramuan penghancur Virus yang disembunyikan
oleh Vanya.Malam ini juga, kami harus melewati sungai larangan dekat
dengan rumah nenek peyot, hutan tempat cacing kaki seribu dan
akhirnya ramuan itu tertanam dibawah rumah pohon,tempat kami bermain
waktu kecil dulu.
“Aku
ingin masa itu terulang kembali,” bisik Albert
“Sembunyi…”teriakku
“Ada
apa?apakah tuan Rukfo mengikuti kita?” Tanya Albert.
“Menurut
penglihatan ku,tuan Rukfo akan segera sampai ditempat ini, untuk
menghancurkan kita.” Jawabku.
“Lalu
apa yang harus kita lakukan?”
“Kita
harus memasukkan ramuan ini kedalam mulut tuan Rukfo, agar pikirannya
kembali seperti anak-anak lagi.”Kataku bijak.
Angin
berputar kencang,meniup semua yang ada di hutan ini. Pusarannya
sungguh kuat kami segera berpegangan dengan pohon yang kuat. Ternyata
benar UFO tuan Rukfo mendarat.
“Anak
tengik kemarilah jangan sembunyi. Aku akan menemukanmu.”
Albert
mempunyai akal dia merubah dirinya menjadi lalat dan membawa kapsul
ramuan ini kemulut tuan Rukfo, sementara aku akan memancingnya untuk
tertawa.
“Semoga
berhasil!!” kataku semangat.
Maka
aku keluar dari persembunyaian dan memancing tuan Rukfo tertawa.
“Hai
Rukfo wajahmu seperti roti basi,,,lihat ini weeekkk.”
“Kurang
ajar dasar anak tengik,rasakan tembakkanku…ha..ha…ha” kata tuan
Rukfo.
“Ayo
tertawa lepas” kataku dalam hati. Akhirnya Albert berhasil.
“Ohookkk
..ohookk apa ini!”teriak tuan Rukfo.
Nguuuiiing…Albert
sudah berada disampingku dan berubah wujud. Setelah berapa detik,
langit yang tadinya suram menjadi cerah. Benda yang diciptakan tuan
Rukfo lenyap hilang entah kemana dan tuan Rukfo berubah menjadi mini
serta akalnya juga seperti anak kecil.Semua prajurit sudah terlepas
dari pengaruhnya dan kembali seperti dulu.
“Akhirnya
kita berhasil mengalahkan tuan Rukfo,” teriakku.
Wajah
yang muram menjadi cerah, secerah langit saat ini. Dan kami melihat
dilangit orang tua kami dan Vanya tersenyum bangga.
Comments
Post a Comment