Skip to main content

Penjilat Biadab

Penjilat Biadab
Buah Karya Sulis Setiawati

Dibalik gubuk reotku
Masih ku lihat penjilat biadab itu!
Masih ku cium amis kebusukannya itu!
Yang menjejakkan kaki mereka dipundak gembalanya
Yang meludahi pengikutnya dengan liurnya
Katanya “Aku politikus bersayap dari nirwana yang menaburkan benih-benih cinta disetiap sudut kosong negerimu”
“Cintalah aku, ikutilah aku, jadilah budakku dan angkatlah aku ke dalam singgasana itu!”

Dan diangkatlah penjilat itu dalam singgasana
            Namun apa yang ditaburnya ?
            Dia menaburi negeriku dengan dengki dan keserakahan
            Dia mencakari negeriku dan mengobrak-abrik isi perutnya
            Dia menarik ulur hatinya hingga mencuat dagingnya
            Kini negeriku dipadati penjilat bermata pisau

Sang Ibu Pertiwi meraung menahan sakitnya
Raungannya membahana dalam setiap pori tubuhku
Oh Ibu Pertiwi…
Mengapa Ibu jadi begini ?
Perutmu tersayat-sayat penuh luka
Tubuhmu terjerembab dalam kenistaan
           
            Ibu… Dengarlah ibu…
            Aku tak rela ibu!
            Aku tak rela!!!
            Aku tak rela penjilat itu melukaimu!
            Aku tak rela kau terjerembab penuh kenistaan

Tapi Ibu,
Aku tak punya cakar untuk mencongkel mata mereka
Aku tak punya taring untuk menyobek perut mereka
Aku tak punya tahta dan kuasa untuk memusnahkan mereka
Aku hanya seekor gembala ibu…
Gembala rapuh yang tak punya apa-apa
Namun aku punya semangat itu
Aku punya semangat!

            Akan ku gunakan semangat ini untuk membunuh mereka
            Akan ku gandengkan tanganku dengan gembala lain
            Akan ku obati lukamu ibu!
            Takkan kubiarkan penjilat itu menggerogoti isi perutmu
            Takkan kubiarkan pengerat itu berpangku tangan dalam suka dan bahagia
           
Pengerat tak bermoral itu!
Yang menghalangi keringat gembalanya
Sungguh biadab pengerat itu!
Bukan penjilat yang merajai negeriku
Tapi kuasa, uang, dan keserakahan yang merajai negeriku
Hingga aku hancur lebur tanpa arah

            Andai mereka tahu
            Andai mereka sadar
            Betapa kami remuk redam dan hancur
            Andai mereka baik tingkah nan sahaja
            Tentu negeriku tak separuh benang basah

Dengarlah Ibu…
Aku berjanji dalam diamku…
Takkan ku ikuti jejak penjilat itu…
Takkan kucabik-cabik isi perutmu…
Akan ku jaga negeri tercintaku
Akan ku isi kuasa dengan bijaksana
Demi engkau ibu pertiwi
Oh Ibu pertiwi…

Aku mencintaimu

Comments

Popular posts from this blog

Harapan Menyambut Semester Genap

Windi Saputri dan Verliani Nur Adzani SMANDA UpDate Liburan semester 1 telah usai, itu artinya kini para murid sekolah, termasuk para siswa SMA Negeri 2 Purbalingga telah memasuki semester 2. Segenap agenda yang telah direncanakan kini ada di depan mata. Berbagai perbaikan seperti peningkatan semangat belajar pun harus segera dipenuhi agar di semester 2 ini dapat membawa revolusi yang lebih baik dari semester 1. Verliani Nur Adzani yang merupakan salah satu siswa kelas X MIIA 4 ini menuturkan bahwa di semester 2 ia tidak menambah atau mengurangi jam belajarnya, masih sama seperti dulu dan lebih meningkatkan semangat belajar. “Kalo udah ngerasa males belajar biasanya aku lebih suka ndengerin musik, makan yang banyak dan minta motivasi orang tua untuk menjaga agar semangat itu tetap ada,” ujar Verli. Hal itu serupa pula dengan Harris Afriantono. Siswa yang telah berhasil meraih peringkat 2 di kelas X MIIA 4 ini juga menyikapi semester 2 dengan menambah semangat belajar, walaupu

Ruang Kelas Baru, Semangat Baru

SMANDA UpDate Pembangunan ruang kelas baru telah selesai. Ruang kelas baru ini sudah mulai dipergunakan untuk kelas XI IPA 1 sampai XI IPA 4, yang letaknya berderet persis. Pembangunan yang memakan waktu sekitar 4 bulan dan telah selesai pada awal semester 2 ini disambut rasa senang oleh para siswa dari XI IPA yang menempati ruang tersebut. Pasalnya, para guru memang menjanjikan para siswa bahwa ruang kelas yang baru akan segera dapat dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar pada awal masuk sekolah yaitu awal bulan Januari. Sebelumnya, kelas XI IPA 2 sempat mempergunakan ruang laboratorium kimia. Sedangkan kelas XI IPA 3 sempat mempergunakan ruang laboratorium fisika. Dan kelas XI IPA 4 menggunakan ruang kelas biasa, yang sekarang menjadi ruang Pendidikan Agama. "Ruang kelas yang baru ini nyaman rasanya. Mungkin kar ena masih baru, meja kursi serta papan white board pun masih baru dan bersih tanpa coretan. Hanya saja, papan tulisnya kurang panjang." ungkap Ama

Berbeda, Raport Kurikulum 2013

SMANDA UpDate Sabtu (21/12) penerimaan raport di Purbalingga diadakan secara serentak pada hari ini. Namun ada yang berbeda dengan tahun ini, yaitu raport K urikulum 2013 yang memang berbeda dengan model raport kurikulum sebelumnya.  Untuk siswa kelas XI dan XII SMA model raportnya tetap menggunakan model raport KTSP 2006, namun untuk siswa kelas X SMA model raportnya menggunakan model raport baru yaitu model raport Kurikulum 2013.  Keadaan ini awalnya membuat para siswa dan orang tua kebingungan, karena model raport sekarang berbeda jauh dengan model raport sebelumnya. Model raport yang sekarang lebih mirip dengan model nilai di perkuliahan. “Saya bingung membaca nilai raportnya, soalnya pembagian nilainya ada 3 yaitu nilai pengetahuan, nilai keterampilan dan nilai sikap.” Ungkap salah satu siswa kelas 10 IIS 4.  Namun menghindari hal tersebut akhirnya pihak sekolah sebelum pembagian raport, wali kelas terlebih dahulu menjelaskan tentang model raport K urikulum 2013 dan me