Sepi buat langkahku
terhenti di sudut asing
Menyandarkan separuh lelahku
Berbagi resah karena tajamnya dingin
Jika tangis mampu palsukan sebersit kenyataan, mungkin kini aku tenggelam dalam tangisku sendiri
Menyandarkan separuh lelahku
Berbagi resah karena tajamnya dingin
Jika tangis mampu palsukan sebersit kenyataan, mungkin kini aku tenggelam dalam tangisku sendiri
Kini tersisa aku
Mencetak kembali bahagia yang berbeda
Menghapus bahagia usang yang justru mulai menguap dan perlahan memudar
Mungkin kan kutemukan di tempat yang berbeda, dengan jalan yang berbeda
Karena kamu hanya kamu, bukan orang lain yang menjelma jadi kamu
Mencetak kembali bahagia yang berbeda
Menghapus bahagia usang yang justru mulai menguap dan perlahan memudar
Mungkin kan kutemukan di tempat yang berbeda, dengan jalan yang berbeda
Karena kamu hanya kamu, bukan orang lain yang menjelma jadi kamu
Sungguh, aku tak butuh
stopwatch untuk menghitung seberapa cepat aku menemukan yang berbeda
Aku juga tak butuh peta untuk ketahui kemana aku harus melangkah
Aku juga tak butuh peta untuk ketahui kemana aku harus melangkah
Dan aku juga tak butuh
kamu, yang aku sadari sering buatku berhenti sejenak untuk menengok ke
belakang, itu cukup mampu untuk membuang-buang waktuku
Yang aku perlukan hanyalah aku
Aku hanya perlu diriku sendiri…
Yang aku perlukan hanyalah aku
Aku hanya perlu diriku sendiri…
Puisi by Hidayati Zulfa
Redaktur by Ghalia Dyandra Y. A
Comments
Post a Comment