Selasa (18/11) tarif
angkutan umum mendadak naik menjadi Rp 3.000
untuk pelajar dan Rp 4.000 untuk umum. Tentu saja, hal ini menyebabkan dampak
besar bagi para pelajar, terutama yang berkantong tipis. “Kita kan murid sekolah, dengan uang saku
sangat terbatas kalau dikurangi untuk membayar tarif angkutan yang makin mahal.
Tentu kita akan rugi ” ucap Hesti Nur Anggraeni,
salah satu murid SMA Negeri 2 Purbalingga.
Hal ini bukan hanya berdampak
negatif bagi pelajar pengguna angkutan umum. Namun juga, yang berkendara motor.
Bukan karena tarif angkutan, namun harga BBM jenis premium yang naik menjadi Rp 8.500, sedangkan di eceran Rp 9.000.
“bete banget! Karena
nanti uang saku ku hilang. Saya biasa mengisi bensin 3 hari sekali, nanti bisa
bisa saya ngisi bensin 2 hari sekali.” Tutur Robi Siti Anisa, yang juga murid
SMA Negeri 2 Purbalingga.
Tak hanya bagi para
murid, tapi juga berdampak bagi guru. “Harga yang lain ikut naik. Sebenarnya
pemerintah sangat baik, dengan naiknya BBM maka tidak ada lagi penyeludupan BBM.
Tetapi, kurang sosialisasi dari pemerintah. Contoh saja masyarakat jadi tidak
tahu tentang naiknya BBM” Ucap Ali mansyur S. Pd. salah satu guru di SMA Negeri
2 Purbalingga.
Reported by Nurul Latifah Hana P
Posted by Akmal Al Ajial
Comments
Post a Comment